Abstraksi
Pada bulan Oktober 2019 Kota Singaraja tercatat mengalami
deflasi sedalam -0,14 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK 2012=100)
sebesar 145,02. Tingkat inflasi tahun kalender tercatat 1,93 persen dan tingkat
inflasi tahun ke tahun (Oktober 2019 terhadap Oktober 2018 atau YoY) tercatat
setinggi 2,89 persen.
Deflasi (m to m) ditunjukkan oleh menurunnya indeks pada dua
kelompok pengeluaran yaitu kelompok I (bahan makanan) sedalam -1,23 persen dan
kelompok VI (pendidikan, rekreasi, dan olahraga) sedalam -0,17 persen.
Sedangkan kelompok yang tercatat mengalami peningkatan indeks atau inflasi
adalah kelompok V (kesehatan) setinggi 2,98 persen; kelompok II (makanan jadi,
minuman, rokok dan tembakau) setinggi 0,20 persen; kelompok III (perumahan,
air, listrik, dan bahan bakar) setinggi 0,17 persen; kelompok IV (sandang)
setinggi 0,15 persen; serta kelompok VII (transpor, komunikasi, dan jasa
keuangan) setinggi 0,06 persen.
Komoditas yang tercatat memberikan andil atau sumbangan
deflasi pada bulan Oktober 2019 antara lain cabai rawit, cumi-cumi, buncis,
kangkung, jeruk, mie kering instan, bawang merah, telur ayam ras, pepaya,
televisi berwarna, garam, tomat sayur dan telepon seluler.
Dari 82 kota IHK, tercatat 39 kota mengalami
deflasi dan 43 kota mengalami inflasi. Deflasi terdalam tercatat di Kota
Balikpapan (Kalimantan Timur) sedalam -0,69 persen sedangkan deflasi terdangkal
tercatat di Kota Palopo (Sulawesi Selatan) sedalam -0,01 persen. Sementara itu,
inflasi tertinggi tercatat di Kota Manado (Sulawesi Utara) setinggi 1,22 persen
sedangkan inflasi terendah tercatat di Kota Pematang Siantar (Sumatera Utara),
Kota Tual (Maluku) dan Kota Ternate (Maluku Utara) masing-masing setinggi 0,01
persen. Jika diurutkan dari deflasi terdalam, maka Singaraja menempati urutan
ke-18 dari 39 kota yang mengalami deflasi.