Tanggal Rilis | : | 1 November 2022 |
Ukuran File | : | 2.28 MB |
Abstraksi
Pada bulan Oktober 2022 IHK Gabungan Kota Denpasar dan Kota Singaraja tercatat mengalami deflasi sedalam 0,05 persen yang ditunjukkan dengan penurunan Indeks Harga Konsumen (tahun dasar 2018=100) dari 112,45 pada September 2022 menjadi 112,39 pada Oktober 2022. Sementara itu, tingkat inflasi tahun kalender (year to date/ ytd) Oktober 2022 sebesar 5,39 persen. Tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2022 terhadap Oktober 2021 atau YoY) tercatat setinggi 6,99 persen.
Deflasi terjadi karena penurunan harga barang/jasa konsumsi masyarakat yang ditunjukkan oleh turunnya IHK pada dua kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok I (makanan, minuman dan tembakau) sedalam 1,20 persen; dan kelompok VII (informasi, komunikasi, dan jasa keuangan) sedalam 0,43 persen. Sementara itu delapan kelompok lainnya tercatat inflasi, yaitu kelompok IV (perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga) setinggi 1,43 persen; kelompok VI (transportasi) setinggi 1,00 persen; kelompok II (pakaian dan alas kaki) setinggi 0,60 persen; kelompok VIII (rekreasi, olahraga, dan budaya) setinggi 0,24 persen; kelompok X (penyediaan makanan dan minuman/restoran ) setinggi 0,14 persen; kelompok V (kesehatan) setinggi 0,13 persen; dan kelompok III (perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga) setinggi 0,06 persen. Di sisi lain, kelompok IX (pendidikan) pada bulan Oktober 2022 tercatat stagnan.
Dari 90 kota IHK, 61 kota tercatat mengalami deflasi dan 29 kota mengalami inflasi. Deflasi terdalam tercatat di Kota Gunungsitoli (Sumatera Utara) sedalam 1,48 persen, sementara deflasi terdangkal tercatat di Kota Sampit (Kalimantan Tengah) sedalam 0,01 persen. Inflasi tertinggi tercatat di Kota Manokwari (Papua Barat) setinggi 0,76 persen, sementara inflasi terendah tercatat di Kota Cilacap (Jawa Tengah), Sintang (Kalimantan Selatan), dan Gorontalo (Gorontalo), masing-masing setinggi 0,01 persen. Jika diurutkan dari deflasi terdalam, maka Kota Denpasar menempati urutan ke-58 dan Kota Singaraja menempati urutan ke-38 dari 61 kota yang mengalami deflasi.